KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Oleh : Nurul Hudayati

CGP Angkatan 4 Kota Surakarta

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Filosofi Pratap Triloka KHD yaitu Ing Ngarsa sung tuladha, ing madya manguun karsa dan tut wuri handayani.

  1. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing ngarso sung tuladha artinya di depan memberikan teladan, artinya sebagai pemimpin pembelajaran guru harus dapat mengidentifikasi setiap masalah sebelum mengambil keputusan yang nantinya menjadi teladan bagi peserta didik terhadap apa yang sudah menjadi keputusannya.

  • Ing Madya Mangun karsa

Ing Madya Mangun karsa artinya di tengah membangun karsa atau kemauan semangat, artinya sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan harus dapat memberikan semangat kepada muridnya.

  • Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani artinya dari belakang mendorong dan mendukung, artinya sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan harus selalu dapat memberikan dorongan dan dukungan kepada peserta didik agar dapat menjadi lebih merdeka dalam belajar.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai guru penggerak yaitu inovatif, kolaboratif, mandiri, reflektif dan berpihak pada murid. Dengan nilai-nilai baik yang ada pada guru penggerak akan menjadi prinsip pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang tepat dan berpihak kepada murid. Dan Dengan menerapkan nilai dan peran guru penggerak maka sebagai pemimpin pembelajaran guru mampu mengambil keputusan sesuai perannya.

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Coaching sangat membantu guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan. Dalam sesi coaching guru sebagai coachee mampu mengeksplore berbagai solusi optimal serta mengembangkan potensi yang dimilikinya, tentunya akan berimbas pada keputusan yang berpihak pada murid dengan tetap mengoptimalkan potensi dalam diri peserta didik.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai seorang pendidik/guru harus mampu mengakomodir perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid belajar sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan siswa dapat terakomodir dengan tepat. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Menurut saya sebagai pemimpin pembelajaran tentunya kita sering dihadapkan pada situasi dilema etika dan bujukan moral di lingkungan sekolah. Penanganan masalah pada studi kasus yang disediakan dapat memberi contoh dan praktik secara langsung tentang masalah yang sering dialami di sekolah baik yang dialami oleh murid maupun guru dalam proses berinteraksi di sekolah. Adanya 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah dalam pengujian pengambilan keputusan akakn memberikan rambu-rambu dalam penyelesaian dilema etika atau bujukan moral yang dihadapi

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi berkembangnya sebuah lingkungan belajar. Pada pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi atau lembaga ke arah yang lebih baik, berkembang dan mampu mewujudkan visi dan misi. Sebaliknya jika salahh dalam mengambil keputusan akan berdampak buruk bagi lembaga tersebut. Tentunya dalam pengambilan keputusan tetap berpedoman pada 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah dalam proses pengujian dan pengambilan keputusan.

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Yang menjadi kesulitan dalam menjalankan pengambilan keputusan terkait dengan dilema etika di sekolah adalah karena adanya kebiasaan, budaya yang tidak berpihak kepada murid. Ini perlu adanya perubahan namun memerlukan waktu yang tidak sedikit. Selanjutnya pemahaman tentang 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan tidak semua warga sekolah mengetahui, apalagi di sekolah saya hanya ada 1 CGP. Butuh waktu untuk sosialisasi tentang hal tersebut sehingga perubahan pengambilan keputusan yang berpihak kepada murid dapat diterima oleh warga sekolah.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekaan murid-murid kita adalah kita sebagai pemimpin pembelajaran sudah barang tentu memahami adanya pembelajaran yang berpihak kepada murid, sehingga seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan mampu memerdekakan murid dalam proses pembelajaran. Mengajar sesuai dengan gaya belajar murid, sehingga terciptanya merdeka belajar.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang tepat yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran akan berdampak kepada masa depan murid-muridnya baik jangka pendek atau pun jangka pangjang. Pemimpin pembelajaran harus mampu menjadi motivator, coach dan berpengaruh baik kepada murid. Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dan Sosial Emosional, mengajar sesuai dengan kebutuhan belajar murid akan sangat berdampak baik dalam proses pembelajaran serta terciptanya pembelajaran yang bermakna.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Guru sebagai pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dan berpengaruh dalam mengajar , mendidik dan dalam pembentukan karakter budi pekertinya. Budaya positif yang tumbuh di sekolah, kompetensi sosial emosional yang matang merupakan modal utama guru dalam mengambil keputusan yang tepat di sekolah. Selanjutnya penerapan pembelajaran berdiferensiasi membuat guru mampu mengoptimalkan kemampuan murid melalui proses coaching yang tepat. Dan terwujudnya merdeka belajar.

Tinggalkan komentar